Alor News (Opini) – “Alor…, Surga di Timur Matahari” bukan hanya slogan wisata, tetapi juga cerminan kerukunan dan keindahan budaya masyarakatnya. Pulau ini dikenal dengan keramahan, persaudaraan, dan tradisi yang terjaga dan toleransi yang mendunia.
Namun, beberapa hari terakhir, kedamaian dan keramahan Alor terusik oleh peristiwa kenakalan remaja yang menjalar menjadi tawuran antar kampung. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bahwa ketika generasi muda kehilangan kendali diri, persaudaraan dan ikatan adatiyah bisa robek, serta ketenteraman masyarakat pun terganggu.
Salah satu faktor pemicu yang sering muncul adalah penyalahgunaan minuman keras. Dari sisi sosial, miras memperlemah kontrol diri dan mendorong tindakan kekerasan. Dari sisi psikologis, miras merusak potensi generasi muda yang sejatinya adalah harapan bangsa. Dari sisi budaya, miras bukanlah bagian dari identitas luhur kita. Leluhur telah mewariskan nilai gotong royong, persaudaraan yang kokoh, dan harmoni antar kampung. Kekerasan jelas bertentangan dengan warisan itu. Bahkan dalam ajaran agama, miras dilarang karena lebih banyak mudarat daripada manfaatnya.
Dampak Kedamaian yang Terusik
Ketika kedamaian terganggu, aktivitas masyarakat pun ikut terhambat. Anak-anak kehilangan ruang belajar yang nyaman, orang tua merasa cemas meninggalkan rumah, para pedagang dan nelayan khawatir mencari nafkah, pengemudi angkutan umum dan ojek ragu mengantar penumpang karena takut terjebak keributan, bahkan pemerintah daerah kesulitan melaksanakan pembangunan dengan tenang. Karena itu, menjaga kedamaian bukan sekadar urusan aparat, melainkan kebutuhan mendasar seluruh warga.
Tanggung Jawab Bersama
Pemerintah daerah diharapkan merawat kebersamaan dengan mengontrol ketat peredaran miras. Para orang tua perlu lebih aktif mengawasi pergaulan anak-anak agar tidak terjerumus ke hal-hal yang merusak masa depan. Tokoh masyarakat, adat, dan agama perlu memperkuat penanaman nilai moral, spiritual, dan adatiyah sebagai benteng bagi generasi muda. Sementara pemuda sendiri harus berani menolak ajakan kekerasan dan tampil sebagai pelopor persaudaraan antar kampung.
Harapan dan Pelajaran
Peristiwa tawuran ini menyadarkan kita bahwa keamanan bukan hanya tugas aparat, tetapi tanggung jawab kolektif. Dari kejadian ini, kita belajar bahwa persaudaraan harus dirawat setiap hari, dengan saling mengingatkan, saling menguatkan, dan saling menjaga. Harapannya, generasi muda Alor mampu bangkit sebagai generasi yang berakhlak, cinta damai, serta menjadi penerus nilai luhur leluhur kita.